MENJADI PENYIAR RADIO
- OKTY SETIANINGRUM
- May 21, 2018
- 1 min read

Ketika saya mendengarkan radio, saya bisa merasakan bagaimana seorang penyiar radio berbicara dengan lancar. Namun, seperti yang telah kita ketahui, seorang penyiar radio dalam menyiarkan kontennya, hanya akan berhadapan dengan rekan atau bahkan hanya akan berbicara sendiri tanpa ada audiens yang secara nyata hadir di stasiun radio tersebut. Lalu, bagaimana cara seorang penyiar radio dapat membuat suasana menjadi sangat nyata saat kita sedang mendengarkannya?
Saya pernah membaca sebuah buku berjudul The Power of Public Speaking karangan Charles Bonar Sirait. Dalam bukunya, Charles Bonar Sirait menuliskan bagaimana seorang penyiar radio menyiarkan konten-kontennya. Disebutkan dalam bukunya, seorang penyiar radio membutuhkan kemampuan khusus dalam mengatur kecepatan berbicaranya, bisa memvisualisasikan para pendengarnya dan menyesuaikan diri karena radio sendiri bersifat unik. Unik di sini mengacu pada kemampuan seorang penyiar radio dalam berimajinasi seolah-olah sedang bercakap-cakap dengan banyak orang. Selain itu, seorang penyiar radio juga dituntut untuk bisa terdengar akrab dengan para pendengar. Hal ini terdengar sangat sulit karena selain dituntut untuk mahir dalam berkomunikasi, ternyata seorang pembicara radio juga dituntut dalam berimajinasi.
Begitulah kira-kira penjelasan bagaimana seorang penyiar radio bisa membuat suasana terasa nyata seolah-olah sedang berbicara tatap muka dengan kita. Kemampuan-kemampuan khusus tersebut mungkin akan sulit dilakukan oleh beberapa orang. Namun, itulah kelebihan seorang penyiar radio yang memanfaatkan imajinasi dalam penyiarannya. Lalu, apakah anda berminat untuk menjadi seorang penyiar radio?
DAFTAR PUSTAKA:
Sirait, Charles Bonar. 2013. The Power of Public Speaking. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Comments